Publikbogornews.com – Hidup manusia selalu diwarnai oleh masa lalu, masa kini, dan masa depan. Namun sering kali, seseorang terjebak dalam dua hal: kenangan yang sulit dilepaskan dan kecemasan pada impian yang belum tentu datang.
Pesan kehidupan itu kembali disuarakan dalam sebuah refleksi singkat: “Tentang yang sudah berlalu, cukupkan sebatas kenangan. Manisnya, tanam di ingatan untuk membahagiakan. Sedihnya, kuburkan hingga menyuburkan.”
Pesan tersebut mengingatkan bahwa masa lalu tidak untuk disesali, melainkan dijadikan pelajaran. Kenangan manis layak disimpan sebagai penyemangat, sementara luka dan kesedihan sebaiknya dibiarkan luruh menjadi pupuk yang menumbuhkan kebijaksanaan.
Adapun tentang masa depan, refleksi ini menegaskan: “Itu masih sekadar impian, belum terjamah apalagi tergapai. Jangan risaukan hingga mengekang, sampai buatmu tak bisa mensyukuri masa sekarang.”
Hidup di masa kini menjadi kunci. Sebab terlalu banyak mengikat diri pada apa yang belum terjadi hanya akan membuat manusia lupa mensyukuri detik yang sedang dijalani.
Refleksi sederhana ini seolah menjadi pengingat bersama: jalani hidup dengan bijak, syukuri saat ini, dan biarkan masa lalu maupun masa depan hadir sebagaimana mestinya.
