Publikbogornews.com – Di Indonesia, jauh sebelum dunia kesehatan hadir dengan beragam teknologi kesehatan terkait ibu dan anak dalam melahirkan. Nama Paraji, sudah hadir lebih dulu di tengah-tengah masyarakat.
Ya, Paraji dapat dikatakan sebuah profesi khusus yang disandang seseorang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan khusus dan alami dalam mengataasi dunia persalinan ibu dan anak.
Seperti Mak Ujun (44), warga Kampung Pasir Huni, Desa Bojong, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, yang sudah lebih dari dua dekade mengabdikan diri tengah-tengah masyarakat, khususnya bagi persalinan ibu hamil.
Mak Ujun berkisah, bahwa dirinya mempelajari dunia persalinan (melahirkan) yang khusus dan alami itu secara otodidak dari sang ibu.
Dalam aktivitasnya sebagai Paraji, Mak Ujun mengaku mendapati banyak tantangan, terlebih ketika menjadi proses persalinan warga di sekitar Desa Bojong yang kebanyakan melahirkan dengan dibantu Paraji.
“Tantangannya ya sih wajar, kalau sudah lahir selamat ada kepuasan bathin tersendiri. Turun temurun dari ibu.” terang Mak Ujun. Sabtu, (06/01/2023).
Kendati demikian, Mak Ujun pun mengaku bahwa kegiatannya sebagai Paraji di Desa Bojong tersebut tidak pernah lepas dari koordinasi dan komunikasi dengan Bidan setempat.

Lebih lanjut, seperti pada umumnya masyarakat mengetahui bahwa seorang Paraji tidak pernah terlepas dari dunia spiritualis lantaran pengetahuannya di dunia persalinan alami.
Mak Ujun tidak sungkan bercerita bahwa jampi-jampi (doa-doa/mantra) yang sering diamalkannya ia pelajari langsung dari sang kakek.
Adapun, terkait apa yang Mak Ujun baca, ia mengaku bacanya tersebut tidak pernah terlepas dari syariat agama. Meski kental dengan budaya.
“Kalu belajar masalah penangan melahirkan ke ibu saya, tapi kalau untuk hal-hal seperti itu langsung dari Kakek. Kalau ritualnya sih pasa senin kemis, paling baca-bacaan ayat kursi atau sebisa kita dengan meminta kepada Alloh SWT.” terang Mak Ujun.
Yang lebih menarik, Mak Ujun pun tidak sungkan menuturkan jampi-jampi atau mantra-mantra yang biasa disebut masyarakat sebagian asihan.
Jamu atau doa yang kerap dibacakan kepada anak-anak yang baru saja dilahirkan, berikut tutur kalimah jampi asihan dari Mak Ujun. Paraji Desa Bojong.
“Samping aing samping sutra, dilulun dibuka-buka di jalma rea. Nyabitis nyalincing beutih. Nyatak-tak sapayak emat, di tetep diharep sieup, ditenjo di tukang lenjang, ditilik digigir leungik.Mangka sieup mangka peunteu, awaking ratu asihan.” turu kalimah Mak Ujun.
Sebagai informasi tambah, kalimah dari jampi asihan tersebut bukan untuk diamalkan sembarangan orang tanpa pendampingan khusus dari yang bersangkutan.
Dalam keberagaman adat Suku Sunda, peran Paraji sebagai jabatan adat menonjol, khususnya dalam mempertahankan warisan budaya.
Paraji, yang diemban oleh sesepuh perempuan, menampilkan keunikan dalam ikatan profesi yang erat.
Mari kita telaah lebih dalam peran signifikan Paraji dalam tatanan masyarakat adat Sunda.
Ya, Paraji adalah sebuah jabatan adat di diemban oleh kebanyakan sesepuh perempuan.
Paraji memiliki suatu ikatan profesi yang kuat dalam suatu tatanan masyarakat adat Suku Sunda.
Paraji bukan sekadar sebuah jabatan adat, ini adalah cermin dari kebijaksanaan dan kearifan yang terwariskan dari generasi ke generasi.
Sesepuh perempuan yang biasa disebut Paraji, adalah orang yang mengemban tanggung jawab tidak hanya menjadi penjaga warisan budaya.
Tetapi juga seorang yang memiliki peran Sentral bagi kaum perempuan yang hendak melahirkan.
Paraji sebenarnya dapat dikatakan sebagai bagian dari pemimpin rohaniah masyarakat.
Dengan kebijaksanaan dan kelembutan mereka, Paraji membimbing kaum wanita untuk tetap terhubung dengan akar budaya mereka dengan fitrahnya.
Ikatan Profesi Antara Paraji dan Juru Kunci.
Dalam sistem masyarakat adat, Paraji dan membentuk hubungan yang tidak terpisahkan dari sosial masyarakat, khususnya ibu dan anak.
Mereka saling melengkapi, menciptakan fondasi yang kokoh untuk menjaga tradisi dan sosial kemanusiaan.
Paraji tidak hanya memegang peranan simbolis, mereka juga aktif dalam merespons perubahan dan tantangan dalam masyarakat adat.
Dengan memadukan kebijaksanaan tradisional dan pemahaman kontemporer, sebenarnya, Paraji dapat turut serta dalam membimbing masyarakat menghadapi era modern tanpa kehilangan kekayaan budaya mereka.
Pentingnya Pemahaman Terhadap Peran Perempuan seorang Paraji.
Penting bagi kita untuk memahami bahwa Paraji bukan hanya monopoli laki-laki dalam masyarakat adat Sunda.
Peran kuat sesepuh perempuan dalam melestarikan warisan budaya menunjukkan keadilan gender yang terintegrasi dalam sistem adat.
Ini adalah contoh bagaimana kearifan lokal dapat bersinergi dengan konsep kesetaraan gender.
Dalam mengapresiasi kekayaan budaya Suku Sunda, kita tidak bisa mengabaikan peran yang dimainkan oleh Paraji.
Dengan menjunjung tinggi kebijaksanaan, kelembutan, dan keberanian sesepuh perempuan, selayaknya kita memberikan apresiasi.

































