Publikbogornews.com – Samudra Atlantik — Tahun 1872, kapal dagang Mary Celeste ditemukan terapung sendirian oleh awak kapal Dei Gratia.
Kapalnya utuh, layar masih mengembang, meja makan masih terhidang—seolah para kru baru saja bangkit dan pergi tanpa suara. Tidak ada darah, tidak ada jejak perlawanan. Hanya… keheningan yang terasa tidak wajar.
Yang hilang hanyalah sekoci, sementara jiwa-jiwa yang seharusnya berada di atas kapal seakan ditelan laut tanpa bekas.
Di dalam kabin, barang-barang tersusun rapi, namun hawa dingin yang aneh menyelimuti semua ruangan, seolah sesuatu masih mengamatinya.
Sejak itu, lautan menjadi penuh cerita.
Para pelaut mengaku melihat sosok kapal serupa melayang di tengah kabut, layar terkembang tanpa angin, menembus malam dengan arah yang tak jelas.
Di dalamnya, bayangan samar terlihat—siluet manusia berdiri diam di geladak, memandang jauh, seakan menunggu dipanggil pulang.
Ada yang bersumpah mendengar langkah kaki dan bisikan lirih saat Mary Celeste melintas, seperti suara memanggil dari dasar laut.
Mereka menyebutnya kapal arwah: tak pernah berlabuh, terus mengembara, mencari kru yang tak pernah kembali.
Hingga kini, tak ada penjelasan.
Yang tersisa hanya misteri—dan cerita bahwa kapal itu masih berlayar, menanggung kutukan yang tak pernah mati.
