Publikbogornews.com – Ahli lingkungan, Annisa, mengingatkan bahwa ancaman mikroplastik kini telah menjangkau seluruh lapisan bumi — dari laut hingga udara, bahkan ditemukan dalam air hujan dan awan.
Menurutnya, kondisi ini menjadi alarm serius agar pengelolaan sampah plastik dilakukan lebih tegas dan menyeluruh.
“Kita bisa mulai dari hal kecil seperti membawa botol minum sendiri atau menghindari kantong plastik saat berbelanja. Upaya kecil ini berkontribusi besar dalam menekan akumulasi mikroplastik,” ujarnya.
Annisa menilai industri memiliki peran strategis dalam mengendalikan limbah plastik. Produsen besar, katanya, semestinya memiliki program taking back trash dan sistem daur ulang yang efektif.
“Pemerintah dan industri harus bekerja sama agar sampah tidak berakhir di tempat pembuangan akhir,” tegasnya.
Ia menekankan, strategi reduce dan reuse masih menjadi langkah paling efektif.
Beberapa negara telah memberi insentif bagi masyarakat yang mengembalikan kemasan atau mendaur ulang produk plastik, dan pola ini dapat diterapkan di Indonesia.
“Program pengurangan sampah bisa dilakukan lewat kolaborasi industri dan masyarakat. Intinya, sampah harus dikurangi dari sumbernya,” tambah Annisa.
Sebagai langkah nyata, ia mendorong pemerintah daerah untuk membatasi penjualan air minum dalam kemasan plastik di sekolah maupun fasilitas publik, serta menanamkan pendidikan lingkungan sejak dini.
“Kesadaran harus dibangun dari diri sendiri. Jika sejak kecil anak dibiasakan membawa botol minum sendiri, kita bisa berharap generasi berikutnya lebih peka terhadap isu plastik,” tutupnya.***





































